Info Sekolah
Rabu, 11 Des 2024
  • PKBM MERAH PUTIH KOTA MAKASSAR Menyelenggarakan Program Pendidikan Kesetaraan PAKET A Setara SD/MI - PAKET B Setara SMP/Mts - PAKET C Setara SMA/SMK/MA
  • PKBM MERAH PUTIH KOTA MAKASSAR Menyelenggarakan Program Pendidikan Kesetaraan PAKET A Setara SD/MI - PAKET B Setara SMP/Mts - PAKET C Setara SMA/SMK/MA

Biografi Ki Hajar Dewantara

Terbit : Rabu, 19 Juni 2024 - Kategori : ARTIKEL SEJARAH

Nama Asli: Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Nama Populer: Ki Hadjar Dewantara
Tanggal Lahir: 2 Mei 1889
Tempat Lahir: Yogyakarta, Hindia Belanda
Tanggal Wafat: 26 April 1959
Tempat Wafat: Yogyakarta, Indonesia

Kehidupan Awal dan Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dari keluarga bangsawan di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di ELS (Europeesche Lagere School), ia melanjutkan pendidikan ke STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) di Jakarta. Namun, ia tidak dapat menyelesaikan pendidikan tersebut karena alasan kesehatan.

Karir Awal dan Pergerakan Nasional
Pada awal karirnya, Ki Hadjar Dewantara bekerja sebagai jurnalis di berbagai surat kabar, seperti “Sedyotomo”, “Midden Java”, “De Expres”, “Oetoesan Hindia”, “Kaoem Moeda”, dan “Tjahaja Timoer”. Melalui tulisan-tulisannya, ia menyuarakan kritik terhadap pemerintahan kolonial Belanda.

Salah satu tulisan yang paling terkenal adalah “Als ik een Nederlander was” (Seandainya Aku Seorang Belanda) yang diterbitkan pada 1913. Tulisan ini sangat kritis terhadap kebijakan pemerintah kolonial Belanda, sehingga menyebabkan ia diasingkan ke Pulau Bangka, kemudian dipindahkan ke Belanda bersama dua tokoh lainnya, Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Mereka dikenal sebagai “Tiga Serangkai”.

Pendidikan dan Taman Siswa
Setelah kembali dari pengasingan pada tahun 1919, Ki Hadjar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan bernama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Taman Siswa bertujuan memberikan pendidikan bagi pribumi dengan semangat kebangsaan dan kemandirian. Ki Hadjar Dewantara menerapkan prinsip pendidikan yang dikenal sebagai “Tut Wuri Handayani” yang berarti “di belakang memberi dorongan”. Prinsip ini kini menjadi semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Peran di Pemerintahan dan Penghargaan
Setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pertama Republik Indonesia pada Kabinet Sjahrir I. Jasa-jasanya di bidang pendidikan sangat dihargai, sehingga pada tanggal 28 November 1959, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia. Tanggal lahirnya, 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia.

Wafat
Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia pada 26 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata, Yogyakarta.

 

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

?>